by: Sigombak
Pemerintah Indonesia akhirnya memberlakukan secara resmi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai pukul 00:00 WIB, Sabtu (24/5) dengan ketetapan harga premium dari Rp4.500 naik menjadi Rp6.000 per liter, solar dari Rp4.300 naik menjadi Rp5.500 per liter, dan minyak tanah dari Rp2.000 naik menjadi Rp2.500 per liter.
"Kenaikan rata-ratanya 28,7 persen. Semua kenaikan itu sudah termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai)," kata Menteri Energi, SUmber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, saat mengumumkan di Graha Sawala Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (23/5) malam seperti ditayangkan media-media.
Mulai hari ini, aku dan (mungkin) ratusan juta manusia di negeri ini mulai merasa was-was. Kenaikan BBM benar-benar terjadi dan tidak bisa di tunda-tunda. Janji-janji politis pemerintah di tagih secara politis juga. Biasalah tahun depan kan pemilu…
Dapat dibayangkan, awal-awal kenaikan BBM akan memicu kenaikan harga-harga dan ketidakstabilan perekonomian. Orang pintar menyebutnya inflasi, dan istilah-istilah lainnya tentang ekonomi makro. Saat kita sekolah dulu juga belajar pengertian-pengertian itu. Ya… Dunia pendidikan kita hanya mengajarkan pengertian tertulis tanpa tahu makna sesungguhnya.
Teori-teori ekonomi dijadikan patokan bagi mereka (orang-orang pintar tadi) untuk mengambil kebijakan ekonomi. Sedangkan aku, anda, kita hanya bisa mengeluh dan menerima keputusan mereka yang pastinya tidak memikirkan hari ini makan apa? (mungkin yang ada di pikiran mereka hari makan siapa..?)
Aku termenung... Ini terjadi apa karena mereka yang buta dan tuli terhadap penderitaan dan pekikan kesakitan, atau karena kita rakyat ini yang tidak mengerti keadaan perekonomian Negara kita. Yang demo itu mahasiswa yang merupakan pemimpin masa depan. Yang menolak kenaikan wakil rakyat yang dipercaya oleh kita yang memilih. Yang protes itu calon-calon orang yang ingin berkuasa di negeri ini. (persiapan 2009 kali…) Badut-badut politik yang bersandiwara tapi tidak menghibur. Berjanji tapi tidak di tepati (munafik ya..?)
Aku yakin, banyak kita yang tidak tahu akan keadaan dalam Negara ini. Entah tidak tahu, pura-pura tidak tahu, atau tidak mau tahu. Kita tidak peduli lagi, karena pendidikan telah mengantarkan kita pada mimpi yang tidak berujung. Tidak nyata!! Sistem pendidikan kita warisan penjajah yang mendoktrin sistem starata social yang salah. Ya pendidikan kita menciptakan mimpi kita untuk jadi pegawai negeri atau pun menjadi pekerja (Sedikit yang jadi pengusaha, namun monopoli, makanya lapangan pekerjaan kian langka..)
Ironisnya tahun ini kita memperingati satu abad kebangkitan nasional. Suatu hari peringatan yang telah dilupakan oleh kita saat ini. Maafkan kami mbah-mbah pahlawan…(memang sudah mbah-mbah, satu abad lho...). Mahalnya biaya kebutuhan, pendidikan, kesehatan membuat kita lebih focus mencari benteng pertahanan untuk dapat hidup menjelang esok hari.
Dalam kondisi ini, kita dituding tidak nasionalis lah, tidak patriotis lah.. Wajar, aku kira wajar kalau kita tidak lagi mencintai negeri ini. Sangat wajar. Karena Unsur-unsur Negara ini semakin hilang dan terus menghilang, (bukankan Negara itu terdiri dari beberapa unsur?). Unsur wilayah, tanah kita telah diambil Negara lain dan ada yang memerdekakan diri. Unsur pemerintah yang berdaulat? Negara kita hanya ditunggangi... Ditunggangi kepentingan pengusaha-pengusaha lokal dan mancanegara (bukan hanya negera lain yang bisa menjajah seperti zaman perjuangan dahulu).
Rakyat? Ya Negara kita mempunyai banyak rakyat yang tentunya tersiksa berpetualang di bumi ini. Dengan kata lain banyak nyawa-nyawa yang terancam setiap harinya. Tubuh-tubuh yang bergetar Manahan lapar, panas, dingin di bawah pijakan telapak kaki sang penguasa yang saya bilang ditunggangi tadi. Jadi kondisi ini bukan hanya karena pemerintah yang lalim seperti dalam dongeng masa kecil. Tapi telah semua elemen merusak kebijakan di sini.
Mungkinkan bumi oertiwi ini masih bisa diselamatkan?
Terlambat? Entahlah… Mungkin tidak, mungkin belum… mungkin juga ya, iya sudah terlalu hancur…!!!! Yang pastinya pulihkan perekonomian dan kemakmuran penghuni Negara ini. Hanya itu pelipur lara dan penyelamat generasi masa depan. Dengan atau tanpa kenaikan BBM kemakmuran dan pemerataan harus tercapai.
Yang pastinya, penolakan kenaikan BBM merupakan penolakan terhadap kemiskinan, penolakan terhadap penderitaan, penolakan terhadap ketakutan. Jika kenaikan BBM itu bisa memakmurkan rakyat, buktikan. Paling tidak jika belum mampu meningkatkan kemakmuran, kenaikan BBM kali ini tidak menambah robek luka-luka yang masih menganga. Penderitaan yang belum berakhir sejak Negara ini dikatakan merdeka…
Sabtu, 24 Mei 2008
Kebangkitan Harga BBM Nasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Berita Terkini dari ANTARA Saham Inggris berbalik melemah, indeks FTSE 100 tergerus 0,08 persen ...
-
Berita Terkini dari ANTARA Coba selundupkan emas dan rokok ke Polandia, diplomat Ukraina ditahan ...
-
Berita Terkini dari ANTARA Menpan-RB akan bahas banyaknya peserta CPNS Maluku tak lolos IHSG di...
-
Berita Terkini dari ANTARA Zayn Malik berbagi foto rayakan Idul Adha? Inggris pertimbangkan koin...
-
Berita Terkini dari ANTARA Menteri: PM BorisJohnson butuh waktu pulih dari COVID-19 Cerita pasie...
-
Berita Terkini dari ANTARA Anggota DPR mengapresiasi Kejari Makassar tuntut mati terdakwa narkoba ...
-
Berita Terkini dari ANTARA Dua doktor baru dilahirkan Undiksha-Bali Rumah Peradaban Situs Liyang...
-
Alasan pemecatan Roberto Mancini adalah pernyataan pengunduran dirinya setelah Inter Milan dikalahkan Liverpool di Liga Champions. Kali kedu...
Objek Wisata Danau Sigombak Tebo, Jambi
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan Di Bawah Ini. Terima Kasih