Kamis, 28 Oktober 2010

Ketika Suku Anak Dalam Ingin Sekolah Dan Layanan Kesehatan

. Kamis, 28 Oktober 2010


Minta Dianggarkan Gedung Dan Honor Tenaga Medis



Bepak-Bepak mika..e Jegon duduk bae.. kami.. e urang tebo jugo.. Umah sekula kami idak ado...!!! Sebuah tulisan jemari suku anak dalam (SAD) yang tertulis selembar karton. Mereka sampaikan keinginan mereka untuk mencicipi bangku sekolah ke DPRD Tebo dalam aksi damai. Layanan kesehatan juga sangat mereka harapkan dalam kehidupan mereka yang terisolir.


MUARATEBO

Belasan anak-anak dekil tanpa alas kaki dan dipenuhi daki mengangkat karton di depan gedung rakyat Tebo. Tak ada suara dibibir mereka siang kemarin (28/10). Hanya tatapan penuh harap memancar dari mata mereka yang tajam mengiris hati. Semilir angin mengoyangkan rambut mereka yang tak tersentuk sisir dan shampo.

Mereka adalah suku anak dalam (SAD) atau yang lebih biasa disebut suku kubu yang bermukim di desa Muara Kilis kecamatan Tengah Ilir, Tebo. Sejak pemerintah membangun 50 unit perumahan komunitas adat terpencil di desa tersebut beberapa bulan lalu, mereka mulai meninggalkan kebiasaan hidup leluhurnya. Kehidupan berpindah (no maden) mulai dilupakan. Mereka telah menetap.

Keinginan untuk memaknai runtutan huruf abjad mulai terselip di hati mereka. Bisa menulis dan membaca menjadi cita-cita yang ingin digapai. Kepada pemerintah mereka menyampaikan harapan tersebut. Bersama aktivis Tebo mereka mendatangi gedung wakil rakyat.

"Yang tertulis di karton itu adalah tulisan mereka sendiri. Aktivis lingkungan yangmendampingi mereka selama ini terus mengajarkan tulis menulis," kata Firdaus, dari LSM Pelita. Dan sekarang mereka berharap pemerintah memperhatikan keinginan suku terasing tersebut.

Dalam diskusi dengan di mediasi oleh DPRD Tebo dan aktivis lingkungan, di gedung rakyat kemarin, dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga (Dikbudpora) Tebo menyetujui untuk menerima tuntutan mereka. Dalam APBD Tebo 2011 mendatang, dikbudpora akan menganggarkan pembangunan 1 lokal untuk belajar lengkap dengan meubeller meja dan kursi.

Dalam pertemuan itu, pemerintah juga akan menganggarkan honor atau juga insentif bagi para guru yang mengajar di komunitas suku anak dalam tersebut. Itu direncanakan akan terelisasi dalam anggaran tahun 2011 mendatang yang saat ini mulai dilakukan pembahasan oleh pihak eksekutif dan legislatif.

S Sinaga seorang aktivis pendamping SAD juga menuturkan keinginan komunitas tersebut untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Selama ini mereka tidak mendapat layanan kesehatan, sehingga banyak yang sakit dan bahkan banyak yang tidak tertolong nyawanya saat bergulat dengan penyakit. "Kami minta layanan kesehatan untuk mereka juga diberikan," katanya. Kemudian akses jalan di pemukiman SAD itu juga menjadi keluhan.

Mendengar permintaan SAD tersebut, DPRD Tebo menyepakati untuk memberikan fasilitas kesehatan dengan menempatkan tenaga medis di lingkungan mereka. Tenaga medis tersebut akan di beri honor juga dalam pengabdiannya di komunitas terasing tersebut.

Dalam perjalanan sejarah generasi SAD, saat ini telah ada yang mencicip bangku sekolah dan menamatkan bangku SMP. Besudut (18) alias Herman Jalil, beberapa bulan lalu telah menamatkan SMP.(****)

Berita Terkait



1 komentar:

Anonim mengatakan...

tebo itu di mana yaa mas...

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Di Bawah Ini. Terima Kasih

Berita Populer

Objek Wisata Danau Sigombak Tebo, Jambi
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com