Minggu, 04 April 2010

Tempuh Jarak 160 KM Setiap Hari, Menerobos Hujan

. Minggu, 04 April 2010

Kisah Loper Koran Merintis Usaha Dari Nol

Kalau menjadi agen Koran tentu banyak. Namun yang berprofesi sebagai loper sangat sedikit. Dan kerap orang yang mencoba menjalani profesi hanya bertahan sebentar. Namun Tarman, telah 6 tahun bergelut dengan dunia ini dan mulai menapak kesuksesan.
MUARA TEBO-Rumah kontrakan di jalan sekubu tampak lengang dari luar. Sebuah sepeda motor terparkir di halaman rumah sederhana itu. Namun saat memasuki rumah, terlihat tumpukan Koran berbagai media harian dan tabloid yang tersusun rapi. “Ini Koran retur yang akan dikembalikan,” kata Tarman (33) membuka obrolan dengan didampingi isterinya Mahmuda (31).

Pria keturunan jawa ini sehari-hari memang berprofesi sebagai loper Koran dengan menerima Koran dari berbagai perusahaan yang bergerak di bidang media. Selanjutnya dia menditribusikan Koran tersebut ke puluhan pelanggan di dalam kota Muara Tebo. Saat ini dia bekerjasama dengan lebih dari 20 koran dan tabloid baik lokal maupun nasional.

Tidak hanya menunggu kiriman Koran dari mobil ekspedisi, Tarman juga menjemput sendiri Koran ke percetakan yang ada di kabupaten Bungo. Pukul 04.00 dini hari di saat orang masih menikmati mimpi, ayah Rizqi (3,5) ini telah mengendarai sepeda motor melawan dingin pagi menempuh jarak puluhan kilo meter. “Dalam sehari bisa menempuh jarak 160 KM,” ceritanya.

Tarman juga akrab dengan cuaca panas dan hujan. Namun untuk memuaskan pelanggan, hal itu bukan rintangan. Dia sanggup bekerja dalam cuaca yang panas maupun hujan dengan tirai jaket dan jas hujan. Dia harus mengantarkan Koran ke pelanggan harus tepat waktu agar Koran tidak kesiangan sampai ke tangan pembaca.

Profesi ini telah dilakoninya sejak tahun 2004 silam. Saat itu dia masih menjadi loper sebuah media harian. Namun berkat keuletannya, tawaran kerjasama dari berbagai media terus mengalir. Oplah setiap hari juga sanggup bersaing bahkan melebihi agen Koran yang ada dalam kota Muara Tebo. “Setiap media baru yang masuk ke Tebo, selalu mengajak bekerja sama,” tuturnya.

Pria yang sekarang rutin menjalankan hobinya bermain bulu tangkis ini tidak serta merta menuai kesuksesan. Dia telah menjalani berbagai profesi. Awalnya dia merantau dari jawa ke Pagar Alam, Sumatera Selatan dan bekerja sebagai kuli bangunan. Tahun 2004, bersama saudaranya mereka pindah ke Tebo.

Namun pekerjaan bangunan yang hanya musiman membuatnya kehilangan pekerjaan saat kontrak kerja berakhir. Dia pun pindah kerja sebagai pelayan rumah makan. Namun profesi itu hanya sanggup dijalani sekitar 4 bulan. Hingga akhirnya mencoba-coba menjadi loper Koran. “Enaknya jadi loper itu tanpa modal. Tapi kita harus bisa menjaga kepercayaan perusahaan,” tuturnya.

Sekarang, dengan keuletannya, dalam 6 tahun sebagai loper dia telah bisa membeli tanah, bangun rumah sendiri dan memiliki dua sepeda motor. Dia juga merintis usaha gorengan yang dijualnya saat malam hari hingga mejelang tengah malam. “Alhamdulillah, sekarang sudah terlihat hasil kerja selama ini,” kenang pria yang sudah empat kali pulang ke Jawa dengan mengendarai sepeda motor ini.

Semua orang tentu punya harapan yang ingin di gapai. Tarman juga masih menyimpan dan meperjuangkan cita-citanya untuk memiliki kios Koran sendiri. Impian ini telah lama diidamkannya. “Saat ini belum ada modal, mudah-mudahan nantinya bisa tercapai memiliki toko Koran sendiri,” harapnya menerawang.(***)

Berita Terkait



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Di Bawah Ini. Terima Kasih

Berita Populer

Objek Wisata Danau Sigombak Tebo, Jambi
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com