Kamis, 24 April 2008

Sosial Budaya Provinsi Jambi

. Kamis, 24 April 2008

Hanya ada satu bahasa daerah di Provinsi Jambi, yaitu Bahasa Melayu, dengan beberapa dialek lokal seperti dialek Kerinci, Bungo/Tebo, Sarolangun, Bangko, Melayu Timur (Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur), Batanghari, Jambi Seberang, Anak Dalam dan Campuran. Khusus untuk masyarakat Kerinci, mereka mempunyai aksara tersendiri yang dikenal dengan Aksara Encong yang dapat ditemui dan digunakan oleh sekelompok masyarakat di sana.


Provinsi ini dapat dikatakan multietnis. Sebagian besar adalah Melayu Jambi dan selebihnya adalah berbagai suku dan etnis dari seluruh Indonesia. Etnis dominan adalah Minang, Bugis, Jawa, Sunda, Batak, Cina, Arab, dan India.

Di provinsi ini adat istiadat Melayu sangat dominan. Adat inilah yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakat yang bersendikan kepada hukum islam. Adagium ”Adat bersendikan sara’, sara’ bersendikan kitabullah” atau ”Sara’ mengato adat memakai” sangat memsyarakat di sana. Penegak syariat Islam banyak mewarnai masyarakat Jambi. Dalam keseharian mereka, banyak ajaran dan pengaruh Islam diterapkan, diantaranya tradisi tahlilan kematian, Yasinan, serta berbagai upacara yang dilakukan mengikuti daur hidup manusia.

Sebagai masyarakat agraris, warga Jambi juga kerap melaksanakan adat–istiadat yang berkaitan juga dalam bidang pertanian, misalnya adat “serentak turun ke umo”. Dalam mengolah sawah sesuai dengan musimnya dengan berpedoman pada rotasi iklim, hal ini di sebut “piamo”. Dalam hal keamanan tanaman agar tidak dirusak ternak, berlaku pepatah adat ”umo bekandang siang, kerbo bekandang malam”, yang berarti jika binatang ternak mengganggu tanaman siang hari, maka tanggung jawab tetap pada si pemilik sawah atau kebun. Sebaliknya jika ternak memasuki sawah atau kebun pada malam hari, tanggung jawab tetap ada di pundak pemilik ternak.

Untuk memperkuat dan memelihara adat istiadat tersebut, berbagai kegiatan kesenian dan sosial budaya kerap di lakukan, antara lain :

1. Tari Asik, dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengusir bala penyakit;
2. Tradisi Berdah, dilaksanakan saat terjadi bencana dengan tujuan menolak bencana;
3. Kenduri Seko, bertujuan untuk membersihkan pusaka dalam bentuk keris, tombak, Al Kitab dalam bentuk Ranji–ranji Kuno;
4. Mandi Safar, dilaksanakan pada hari Rabu di akhir bulan Safar bertujuan untuk menolak bala;
5. Mandi Belimau Gedang, dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan menyucikan dan mengharumkan diri; dan
6. Ziarah Kubur, dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur.

Provinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah, salah satu bentuk kerajinan daerah adalah anyaman yang berkembang dalam bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam–macam pula, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lainnya adalah hasil tenun yang sangat terkenal, yaitu tenunan dan batik motif flora.






Berita Terkait



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Di Bawah Ini. Terima Kasih

Berita Populer

Objek Wisata Danau Sigombak Tebo, Jambi
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com