Jumat, 22 April 2011

Cerita Dibalik Program Konversi: Mulanya Takut Meledak, Kini Minta di Data Ulang

. Jumat, 22 April 2011

Program pemerintah untuk mengganti penggunaan minyak tanah ke gas mulai disalurkan. Bantuan berupa tabung gas, kompor, slang regulator mulai diterima masyarakat melalaui perangkat desa masing-masing. Bagaimana tanggapan masyarakat pedesaan terhadap program yang awalnya sempat menjadi kontraversi ini? Berikut ulasan Radar Tebo.


===============================================================

Saat berkunjung ke desa-desa dalam kabupaten Tebo sering ditemukan aktivitas pembagian tabung gas dan kompor kepada masyarakat. Perangkat desa memberikan kepada pemilik yang telah terdata dan berhak mendapatkan bantuan pemerintah tersebut. Sebelum sampai ke tangan masyarakat, alat-alat itu juga diperiksa dengan teliti.

Memang sejak pemerintah meluncurkan program ini, perangkat desa memiliki kesibukanbaru untuk melayani masyarakatnya. Masyarakat cukup antusias untuk mencoba menerapkan program ini. Jika selama ini untuk memasak mereka menggunakan minyak tanah atau kayu bakar, sekarang mereka bisa menggunakan gas elpiji.

Namun program awalnya program ini tidak mudah diterima oleh masyarakat yang telah terbiasa memasak dengan kayu bakar atau minyak tanah. Ditambah lagi dari informasi dari berita-berita nasional yang menayangkan tragedi meledaknya tabung gas di beberapa daerah di pulau jawa. Mereka kuatir bencana serupa menimpa hidup mereka.

"Sebenarnya masih banyak warga yang seharusnya berhak menerima bantuan ini yang belum dapat. Mungkin, warga sering mendengar berita tentang tabung gas yang sering meledak, jadi sewaktu pendataan dahulu mereka enggan untuk di data," kata Isfani kepala desa Bedaro Rampak kecamatan Tebo Tengah.

Katanya, setelah melihat banyak warga yang mendapatkan bantuan tersebut banyak yang ingin mendpatkan bantuan tersebut. Mereka yang dulu takut, kini minta didata ulang agar bisa menikmati layanan pemerintah tersebut. Namun untuk pendataan ulang tersebut harus dilakukan bertahap. "Masyarakat harap bersabar," katanya.

Harapan warga yang dulu takut meledak kini minta didata lagi juga dikatakan Kepala Dusun Sumber Anom Busrawi. Menurutnya banyak warganya yang berharap agar pemerintah atau pihak yang terkait mendata ulang. "Setelah melihat warga menerima bantuan kompor dan tabung elpiji 3 Kg, beberapa warga yang tidak terdaftar menginginkan pendataan ulang," katanya.

Sementara, Bambang Sekretaris Desa (Sekdes) Teluk Sungkawang kecamatan Sumay mereka juga menangkap ketakutan dari masyarakat terhadap program yang sempat menimbulkan bencana di beberapa daerah di pulau jawa tersebut. Makanya, Setelah kompor dan tabung gas sampai ke desa langsung di tempatkan di kantor kepala desa dan dilakukan pemeriksaan secara teliti.

"Sebelum pendistribusian, kami juga mengadakan sosialisasi ulang selama 1 jam. Agar masyarakat bisa menggunakan kompor tersebut dengan baik dan benar. Dan kita berharap dengan cara itu masyarakat menjadi tahu cara penggunaannya," tukas Bambang.

Kemudian untuk warga yang belum menerima, karena pada awal pendataan dahulu banyak warga belum terdata, kemudian diadakan pendataan susulan. "Bagi warga yang belum menerima diharapkan untuk bersabar," tukasnya.

Persoalan warga yang ingin mendapatkan bantuan konversi namun tidak terdata juga terajdi di kecamatan Rimbo Ulu. Menurut Sekretaris Suyadi ada warga yang protes karena tidak mendapatkan bantuan tersebut. Walau sebenarnya mereka berhak untuk mendapatkan, namun tidak terdata.

"Bagi warga lain yang layak untuk menerima bantuan tersebut, namun belum menerimanya, dapat mengajukan persyaratan lagi. Karena saat ini pedistribusian program ini masih dalam proses, kemungkinan data susulan masih diterima," tandasnya.(*)

Berita Terkait



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tinggalkan Pesan Di Bawah Ini. Terima Kasih

Berita Populer

Objek Wisata Danau Sigombak Tebo, Jambi
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com