Sepekan setelah putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan Pilkada Tebo 10 maret lalu penuh kecurangan dan harus dilakukan pemungutan suara ulang, kondisi politik di kabupaten Tebo kembali memanas. Terutama di kalangan elit-elit politik dan tim sukses yang berharap jagonya dapat memenangi pemungutan suara ulang. Lalu bagaimana masyarakat kecil memandang putusan MK ini?
*************************************************************
Putusan Mahkamah konstitusi (MK) membuat tiga pasangan calon Bupati Tebo harus berbenah lagi untuk persiapan menghadapi pemungutan suara ulang. Mereka mulai melakukan konsolidasi terhadap tim yang sebelumnya sudah berhenti bekerja untuk menarik simpati masyarakat.
Tentunya, bagi masyarakat yang menginginkan pemungutan suara ulang putusan MK merupakan kabar gembira yang disyukuri. Begitu juga bagi masyarakat yang tidak menginginkan tentu memendam rasa kecewa. Namun, ada beberapa masyarakat tidak begitu perduli dengan keputusan tersebut.
Dari penelusuran Radar Tebo dibeberapa tempat, sebagian warga dari kelas ekonomi lemah tidak terlalu perduli tentang keputusan MK tersebut. Bahkan beberapa dari mereka beranggapan siapapun nantinya yang terpilih tidak akan merubah nasib mereka.
Mereka lebih disibukkan dengan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti Turisni (53) warga Kelurahan Tebing Tinggi yang sehari-harinya sebagai petani karet. Kendati telah mengetahui keputusan MK beberapa hari yang lalu dari tetangganya dia mengaku tidak mengerti dengan dunia politik.
Kesibukan dia sebagai kuli penyadap karet, membuat dia merasa tidak dibutuhkan dalam pemungutan suara ulang nanti. "Cari makan saja susah, gimana mau ngurusi politik. Kan yang berpolitik itu orang yang banyak uangnya," ujarnya.
Senada, Tarmin (58) pedagang di pasar Lebak Bungur yang mengaku belum pernah ikut memberikan hak suara dalam pesta demokrasi yang di gelar. "Saya belum pernah nyoblos pak, sehari saja saya libur jualan, sehari juga keluarga saya tidak makan," katanya.
Pria yang seharusnya sudah bisa menikmati masa tuanya harus tetap berjuang untuk melanjutkan hidupnya. Sebagai kepala keluarga dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, hari-harinya selalu disibukan dengan berdagang sayuran.
Ditambah lagi sehabis berdagang, dia menjadi kuli cuci motor. Makanya alih-alih untuk mendatangi TPS, dirinya lebih memilih untuk tetap bekerja sebagaimana hari-hari biasanya. "Beginilah keadaan saya dan keluarga saya," pungkasnya.
Hal sama juga kerap dilontarkan oleh masyarakat lain yang ditemui Radar Tebo saat liputan lapangan. Alasan mereka tidak peduli dengan putusan MK juga beragam, mulai dari tuntutan pekerjaan atau juga rasa pesimis terhadap pemimpin baru yang terpilih nantinya.
Sementara itu, hingga kemarin KPUD Tebo masih terus melakukan persiapan untuk menghadapi pemungutan suara ulang. Mulai dari persiapan untuk pendanaan yang dipersiapakan dengan koordinasi dengan pemerintah daerah dan DPRD serta waktu pelaksanaan.(*) |
Kamis, 21 April 2011
Masyarakat Kecil Berbicara Pilkada Ulang Kabupaten Tebo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Berita Terkini dari ANTARA Saham Inggris berbalik melemah, indeks FTSE 100 tergerus 0,08 persen ...
-
Berita Terkini dari ANTARA Presiden Jokowi: Kemampuan baca siswa Indonesia rendah Alat tes coron...
-
Berita Terkini dari ANTARA PBNU minta jangan politisasi banjir Jakarta Banjir masih gena...
-
Berita Terkini dari ANTARA Wisata religi Makam Puteri Kaca Mayang di tengah kebun sawit Wali Kot...
-
Berita Terkini dari ANTARA 600 kobra hidup disita dari penyelundup di Thailand Teheran j...
-
Berita Terkini dari ANTARA Olimpiade Tokyo ditonton enam miliar menit streaming AS khawatir soal...
-
Berita Terkini dari ANTARA Pengamat : Tucuxi mobil listrik nasional "ajang promosi" ...
-
Berita Terkini dari ANTARA Saham Hong Kong dibuka merosot Sebanyak 800 personel amankan unjuk ra...
-
Berita Terkini dari ANTARA Pemkab Basel minta masyarakat lestarikan bahasa daerah Juara ...
Objek Wisata Danau Sigombak Tebo, Jambi

0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Pesan Di Bawah Ini. Terima Kasih